Teknologi dan Inspirasi: Dua Wajah Kemajuan di SMAS Kristen Harapan Denpasar
SMAS Kristen Harapan kembali menghadirkan dua kegiatan inspiratif yang memperluas wawasan siswa, yakni talkshow bersama penulis dan psikolog muda Kak Nago Tejena, serta sesi robotika yang membahas perkembangan teknologi masa kini bersama Kak Wisnu Dewa Adji.
Pada sesi Robotika, peserta diajak memahami bahwa kehidupan manusia kini semakin berdampingan dengan teknologi. Bahkan, siapa pun bisa belajar membuat robot melalui pendidikan formal atau secara otodidak lewat platform seperti YouTube.
Menurut Wisnu Dewa Adji M. Dignusa, atau yang akrab disapa Kak Wisnu, seorang pemuda cerdas dengan ketertarikan besar pada teknologi, sensor pada robot memiliki fungsi layaknya indra manusia. Sensor tersebut dapat mendeteksi warna, gerakan, suara, sentuhan, hingga gas, memungkinkan robot berinteraksi dan merespons lingkungan sekitar dengan cerdas. Kak Wisnu menegaskan bahwa dengan kemauan belajar dan akses informasi yang luas, siapa pun bisa berinovasi di dunia teknologi.
Sementara itu, pada kegiatan Talkshow Literasi yang diselenggarakan oleh Gramedia, Sekolah Kristen Harapan menghadirkan Kak Nago Tejena, penulis buku “Aku Telah Lama Hilang”. Buku ini membahas prinsip, pengalaman, serta berbagai kendala yang dihadapinya dalam meraih impian menjadi seorang psikolog.
Dalam sesi pertama, Kak Nago menjelaskan perbedaan antara psikolog dan psikiater serta berbagi kisah tentang perjuangannya menghadapi keterbatasan finansial dan tekanan harapan orang tua. Ia menegaskan bahwa menulis memerlukan waktu dan kedalaman makna, bukan sekadar mengikuti kecepatan orang lain. Kak Nago juga menyoroti tingginya tingkat depresi di kalangan remaja dan mahasiswa, khususnya di Bali yang menempati peringkat pertama. Ia mengaku sempat merasa takut terhadap kritik saat menerbitkan bukunya, namun semangat berkarya mendorongnya untuk tetap menulis. Harapannya, karya tersebut bisa menginspirasi pembaca untuk memahami bahwa menulis dan menjadi psikolog bukan hanya tentang curahan perasaan, tetapi juga menggali makna kehidupan yang lebih dalam.
Menariknya, Kak Nago turut membahas penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam dunia kepenulisan. Menurutnya, AI memang membantu, tetapi jika digunakan tanpa pemahaman yang tepat, hasilnya bisa menjadi tidak efisien dan kehilangan sentuhan manusiawi. Melalui dua kegiatan ini, para siswa mendapatkan wawasan baru, baik dari sisi teknologi modern maupun pengembangan diri dan mental yang sama-sama menekankan pentingnya keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan emosional di era digital. (jurnalis)




.png)