post-image

BELAJAR DARI LAPANGAN PARKIR: INOVASI PEMBELAJARAN DATA DI KELAS X SMAS KRISTEN HARAPAN

Siapa sangka halaman parkir sekolah bisa menjadi laboratorium pembelajaran yang penuh makna? Inilah yang terjadi di SMAS Kristen Harapan saat pelajaran Informatika kelas X, yang dibimbing oleh Ibu Ni Made Dewi Astuti, S.Si., Guru Penggerak Kota Denpasar Angkatan ke-11, sekaligus guru kreatif dan inovatif yang tak henti melahirkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang memikat dan bermakna.
Dengan pendekatan Project-Based Learning, murid kelas X diajak melakukan proyek lapangan bertema Analisis Data Kendaraan dan Fasilitas Parkir Sekolah. Materi pembelajaran yang biasanya hanya tertulis di buku, kini hidup dan langsung dirasakan oleh murid: mereka mengamati, mencatat, menganalisis, dan menyajikan data yang benar-benar nyata di lingkungan sekitar mereka.

Pembelajaran dimulai dengan observasi langsung di lapangan parkir sekolah. Murid melakukan berbagai pencatatan dan dokumentasi terkait: jumlah dan jenis kendaraan yang dibawa murid, merk dan warna kendaraan, kelengkapan kendaraan (spion, plat nomor, lampu, dll.) termasuk helm, kepatuhan terhadap aturan parkir, serta persepsi murid terkait fasilitas parkir (melalui kuesioner sederhana).

Dengan semangat penuh, murid turun ke lapangan dan mencatat setiap detail yang mereka amati selama jam pelajaran Informatika. Kegiatan ini dilakukan dalam kelompok (setiap kelas dibagi menjadi 6 kelompok) dari kelas X-1 hingga X-11. Data yang dikumpulkan lalu diolah, dianalisis, dan disajikan dalam bentuk tabel, dan grafik, lalu divisualisasikan dalam bentuk laporan berupa poster ilmiah dan karya tulis ilmiah.

Yang menarik, presentasi hasil proyek ini tidak dilakukan di depan kelas seperti biasanya. Ibu Dewi merancang model presentasi keliling, di mana tiap kelompok terdiri dari dua bagian: (1) dua orang bertugas di “pos” kelompoknya untuk menjelaskan dan mempresentasikan hasil observasi mereka; dan (2) anggota lainnya berkeliling ke kelompok lain, mendengarkan dan menggali informasi dari kelompok yang dikunjungi
Model presentasi ini menciptakan interaksi yang dinamis dan merata. Semua murid aktif terlibat baik sebagai penyampai maupun penerima informasi. Mereka belajar dari satu sama lain, berdiskusi, bahkan berdebat sehat soal data dan interpretasinya. Ini bukan hanya pembelajaran Informatika, tetapi juga latihan komunikasi, kerja sama tim, dan berpikir kritis.

Seluruh poster yang dihasilkan bersifat digital, tidak dicetak, dan dirancang agar mudah dibagikan dan dibaca secara daring. Visual yang digunakan menarik, modern, dan didukung oleh data konkret. Tak hanya itu, laporan ilmiah hasil pengamatan disusun dalam bentuk flipbook digital, menjadikan proses dokumentasi semakin praktis dan ramah lingkungan.

Beberapa kelompok bahkan menyampaikan usulan kebijakan berdasarkan data yang mereka amati, seperti agar kendaraan yang tidak lengkap (seperti tidak ada plat nomor atau spion), kendaraan dengan knalpot brong, tidak diizinkan parkir di lapangan sekolah demi keselamatan dan ketertiban.
Usulan ini menunjukkan bahwa murid tidak hanya mampu mengolah data, tetapi juga dapat menggunakannya sebagai dasar pengambilan keputusan dan pengembangan sikap tanggung jawab sosial.
Menurut Bu Dewi, pembelajaran seperti ini tidak hanya membuat murid memahami analisis data, tetapi juga memberi mereka pengalaman langsung tentang pentingnya observasi, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
“Murid jadi tahu bahwa data itu bukan hanya angka di layar. Mereka mengalaminya sendiri. Ini adalah pengalaman belajar yang membentuk keterampilan abad 21: berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas,” ungkap Bu Dewi.
Pembelajaran ini juga berdampak bagi murid, dimana pembelajaran seperti ini membuat murid lebih mengerti cara kerja mengumpulkan dan melakukan analisis data, karena langsung turun ke lapangan. Murid  secara langsung turun ke lapangan, melihat langsung kendaraan di parkiran, mencatat, menganalisis data, serta membuat laporan. Seru, berkesan, dan terasa nyata!
Inisiatif pembelajaran berbasis proyek ini membuktikan bahwa pembelajaran tidak harus selalu berpusat di papan tulis dan buku teks. Bahkan dari hal sederhana seperti kondisi parkiran sekolah, murid bisa belajar banyak hal penting: mulai dari observasi, analisis, hingga pengambilan keputusan.
SMAS Kristen Harapan sekali lagi membuktikan komitmennya dalam menghadirkan pembelajaran bermakna yang menyatu dengan kehidupan nyata. Dan lewat sentuhan guru inovatif seperti Ibu Dewi, pembelajaran tak lagi terasa sebagai beban, melainkan petualangan intelektual yang menyenangkan.