post-image

SUARA ORANG TUA: PEMBELAJARAN DI SMAS KRISTEN HARAPAN DINILAI BERDAMPAK DAN BERMAKNA

Proses pembelajaran yang dijalani murid SMAS Kristen Harapan sepanjang satu semester terakhir mendapat respons positif dari orang tua. Hal ini tergambar jelas dari hasil Kuesioner Refleksi Pembelajaran Akhir Semester yang diisi oleh orang tua murid, yang menunjukkan tingkat kepuasan tinggi terhadap perkembangan akademik, karakter, serta pendampingan yang diberikan sekolah. Kuesioner diisi langsung oleh orang tua murid dengan sampel kelas X-1 dan X-3, pada saat pengambilan rapor Semester Ganjil Tahun Ajaran 2025/2026, Kamis, 18 Desember 2025.
Secara umum, hasil kuesioner menunjukkan respon positif yang dominan dari orang tua murid terhadap proses pembelajaran di SMAS Kristen Harapan selama satu semester. Pada hampir seluruh indikator, persentase jawaban “Setuju” dan “Sangat Setuju” berada pada kisaran ±70–90%, sementara respon “Tidak Setuju” dan “Sangat Tidak Setuju” berada pada angka yang sangat rendah (±0–3%). Hal ini mengindikasikan tingkat kepuasan orang tua yang tinggi terhadap kualitas pembelajaran, pendampingan, dan komunikasi sekolah.
Kuesioner ini mengukur 3 indikator yaitu: (1) Perubahan Sikap, Kebiasaan Belajar, dan Kemampuan Anak; (2) Tantangan Pembelajaran dan Dukungan Orang Tua; dan (3) Keterlibatan Orang Tua dan Harapan ke Depan.
Mayoritas orang tua menyatakan bahwa terdapat perubahan positif dalam sikap dan kebiasaan belajar murid dibandingkan sebelumnya. Sekitar 53–58% responden menyatakan Setuju dan 24–29% Sangat Setuju bahwa murid menjadi lebih baik dalam hal disiplin, kebiasaan belajar, dan tanggung jawab akademik. 
Terkait kemampuan akademik, kemandirian, dan tanggung jawab, respon positif tetap mendominasi. Sekitar 45–55% orang tua menyatakan Setuju dan 24–39% Sangat Setuju bahwa murid mampu menyelesaikan tugas sekolah dengan lebih mandiri dan bertanggung jawab.
Selain aspek akademik, indikator nilai-nilai karakter seperti disiplin, kejujuran, rasa hormat, dan tanggung jawab juga memperoleh penilaian baik. Lebih dari 70% responden menyatakan Setuju dan Sangat Setuju bahwa nilai-nilai karakter tersebut tercermin dalam perilaku murid selama semester berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran tidak hanya berorientasi pada kognitif, tetapi juga pada pembentukan karakter.
Terkait kemampuan murid menghadapi tantangan akademik dan non-akademik, termasuk manajemen waktu dan pengelolaan emosi, memperoleh respon positif yang kuat. Sekitar 55–61% orang tua menyatakan Setuju, dan 24–32% Sangat Setuju bahwa murid mampu mengelola tantangan pembelajaran dengan cukup baik. 
Persepsi orang tua terhadap dukungan guru juga sangat positif. Sekitar 47–58% responden Setuju dan 24–39% Sangat Setuju bahwa guru memberikan dukungan yang cukup dalam membantu murid memahami materi dan mengatasi kesulitan belajar. Ini menunjukkan kepercayaan orang tua terhadap peran guru sebagai fasilitator pembelajaran. Selain itu, mayoritas orang tua juga menyatakan bahwa murid memahami tantangan pembelajaran dan mampu merefleksikan proses belajar yang dijalani, yang merupakan indikator penting dari pembelajaran bermakna.
Aspek komunikasi antara sekolah dan orang tua juga mendapatkan penilaian sangat baik. Sekitar 53–58% orang tua Setuju dan 29–32% Sangat Setuju bahwa komunikasi berjalan efektif. Informasi yang diberikan sekolah dinilai jelas dan membantu orang tua dalam memahami perkembangan belajar murid. Hal ini menegaskan bahwa kemitraan sekolah–orang tua telah berjalan dengan baik dan menjadi faktor pendukung keberhasilan pembelajaran murid.
Yang menarik, hasil juga menunjukkan tingkat optimisme orang tua yang sangat tinggi. Sekitar 61% responden menyatakan Setuju dan ±29–50% Sangat Setuju bahwa murid akan berkembang lebih baik pada semester berikutnya dengan pendampingan sekolah dan orang tua. Angka ini mencerminkan kepercayaan orang tua terhadap arah kebijakan pembelajaran dan sistem pendampingan yang diterapkan sekolah.
Disamping itu, orang tua/wali murid juga menyampaikan apresiasi atas dedikasi dan kesabaran para guru dalam mendidik anak-anak, sekaligus berharap adanya peningkatan berkelanjutan dalam kualitas pembelajaran, pendampingan akademik, dan pembinaan karakter sesuai minat serta kemampuan murid. Mereka menekankan pentingnya komunikasi yang lebih intens dan terbuka antara wali kelas dan orang tua, agar perkembangan belajar murid terutama yang masih memerlukan pendampingan dapat dipantau bersama. Selain itu, orang tua berharap metode pembelajaran terus diperbarui sesuai dengan kemajuan zaman, serta sarana dan prasarana sekolah ditingkatkan guna menunjang proses belajar yang lebih efektif dan nyaman. Usulan lain yang mengemuka terkait perhatian yang lebih menyeluruh terhadap perkembangan dan perilaku murid. Secara umum, orang tua berharap SMAS Kristen Harapan terus bertumbuh menjadi sekolah yang semakin maju, komunikatif, dan mampu mengantarkan murid meraih prestasi dan cita-cita mereka di masa depan.
Hasil refleksi ini menjadi cermin sekaligus penyemangat bagi seluruh warga sekolah. Lebih dari sekadar evaluasi, suara orang tua menegaskan bahwa pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan bukan hanya sebuah konsep, melainkan praktik nyata yang dirasakan dampaknya. Ke depan, sekolah berkomitmen untuk terus memperkuat kualitas pembelajaran demi menumbuhkan generasi yang tangguh, berkarakter, dan siap melangkah menghadapi masa depan.